Halaman

Kamis, 14 April 2011

sejarah carok di madura

PADA zaman Cakraningrat, Joko Tole dan Panembahan Semolo di Madura, tidak mengenal budaya tersebut. Budaya yang ada waktu itu adalah membunuh orang secara kesatria dengan menggunakan pedang atau keris.
Senjata celurit mulai muncul pada zaman legenda Pak Sakera. Mandor tebu dari Pasuruan ini hampir tak pernah meninggalkan celurit setiap pergi ke kebun untuk mengawasi para pekerja.
Celurit bagi Sakera merupakan
simbol perlawanan rakyat jelata. Lantas apa hubungannya dengan carok? Carok dalam bahasa Kawi kuno artinya perkelahian. Biasanya melibatkan dua orang atau dua keluarga besar. Bahkan antarpenduduk sebuah desa di Bangkalan, Sampang, dan Pamekasan. Pemicu dari carok ini berupa perebutan kedudukan di keraton, perselingkuhan, rebutan tanah, bisa juga dendam turun-temurun selama bertahun-tahun.Pada abad ke-12 M, zaman kerajaan Madura saat dipimpin Prabu Cakraningrat dan abad 14 di bawah pemerintahan Joko Tole, istilah carok belum dikenal. Bahkan pada masa pemerintahan Penembahan Semolo, putra dari Bindara Saud putra Sunan Kudus di abad ke-17 M tidak ada istilah carok.Munculnya budaya carok di pulau Madura bermula pada zaman penjajahan Belanda, yaitu pada abad ke-18 M. Setelah Pak Sakerah tertangkap dan dihukum gantung di Pasuruan,
Jawa Timur, orang-orang bawah mulai berani melakukan perlawanan pada penindas. Senjatanya adalah celurit. Saat itulah timbul keberanian melakukan perlawanan. Namun, pada masa itu mereka tidak menyadari, kalau dihasut oleh Belanda.
Mereka diadu dengan golongan keluarga Blater(jagoan) yang menjadi kaki tangan penjajah Belanda, yang juga sesama bangsa. Karena provokasi Belanda itulah, golongan blater yang seringkali melakukan carok pada masa itu.
Pada saat carok mereka tidak menggunakan senjata pedang atau keris sebagaimana yang dilakukan masyarakat Madura zaman dahulu, akan tetapi menggunakan celurit sebagai senjata andalannya.
Senjata celurit ini sengaja diberikan Belanda kepada kaum blater dengan tujuan merusak citra Pak Sakera sebagai pemilik sah senjata tersebut. Karena beliau adalah seorang pemberontak dari kalangan santri dan seorang muslim yang taat menjalankan agama Islam. Celurit digunakan Sakera sebagai simbol perlawananrakyat jelata terhadap penjajah Belanda.
Sedangkan bagi Belanda, celurit disimbolkan sebagai senjata para jagoan dan penjahat.
Upaya Belanda tersebut rupanya berhasil merasuki sebagian masyarakat Madura dan menjadi filsafat hidupnya. Bahwa kalau ada persoalan, perselingkuhan, perebutan tanah, dan sebagainya selalu menggunakan kebijakan dengan jalan carok.
Alasannya

adalah demi menjunjung harga diri.
Istilahnya, daripada putih mata lebih baik putih tulang. Artinya, lebih baik mati berkalang tanah daripada
menanggung malu.Tidak heran jika terjadi persoalan perselingkuhan dan perebutan tanah di Madura maupun pada keturunan orang Madura di Jawa dan(Kalimantan selalu diselesaikan dengan jalan carok perorangan maupun secara massal. Senjata yang digunakan selalu celurit.
Begitu pula saat melakukan aksi kejahatan, juga menggunakan celurit.Kondisi semacam itu akhirnya, masyarakat Jawa, Kalimantan, Sumatra, Irian Jaya, Sulawesi mengecap orang Madura suka carok, kasar, sok jagoan, bersuara keras, suka cerai, tidak tahu sopan santun, dan kalau membunuh orang menggunakan celurit.

Padahal sebenarnya tidak semua masyarakat Madura demikian.Masyarakat Madura yang memiliki sikap halus, tahu sopan santun, berkata lembut, tidak suka bercerai, tidak suka bertengkar, tanpa menggunakan senjata celurit, dan sebagainya adalah dari kalangan masyarakat santri. Mereka ini keturunan orang- orang yang zaman dahulu bertujuan melawan penjajah Belanda.Setelah sekian tahun penjajah Belanda meninggalkan pulau Madura, budaya carok dan menggunakan celurit untuk menghabisi lawannya masih tetap ada, baik itu di Bangkalan, Sampang, maupun Pamekasan. Mereka mengira budaya tersebut hasil ciptaan leluhurnya, tidak menyadari bila hasil rekayasa penjajah Belanda.(Posmo)

Minggu, 27 Februari 2011

pulau madura

Madura adalah nama pulau yang terletak di sebelah timur laut Jawa Timur. Pulau Madura besarnya kurang lebih 5.250 km2 (lebih kecil daripada pulau Bali), dengan penduduk sekitar 4 juta jiwa.
Suku Madura merupakan etnis dengan populasi besar di Indonesia, jumlahnya sekitar 20 juta jiwa. Mereka berasal dari Pulau Madura dan pulau-pulau sekitarnya, seperti Gili Raja, Sapudi, Raas, dan Kangean. Selain itu, orang Madura banyak tinggal di bagian timur Jawa Timur biasa disebut wilayah Tapal Kuda, dari Pasuruan sampai utara Banyuwangi. Orang Madura yang berada di Situbondo dan Bondowoso, serta timur Probolinggo, Jember, jumlahnya paling banyak dan jarang yang bisa berbahasa Jawa, juga termasuk Surabaya Utara ,serta sebagian Malang .
Disamping suku Jawa dan Sunda, orang Madura juga banyak yang bertransmigrasi ke wilayah lain terutama ke Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, serta ke Jakarta,Tanggerang,Depok,Bogor,Bekasi,dan sekitarnya, juga Negara Timur Tengah khususnya Saudi Arabia. Beberapa kota di Kalimantan seperti Sampit dan Sambas, pernah terjadi kerusuhan etnis yang melibatkan orang Madura. Orang Madura pada dasarnya adalah orang yang suka merantau karena keadaan wilayahnya yang tidak baik untuk bertani. Orang Madura senang berdagang, terutama besi tua dan barang-barang bekas lainnya. Selain itu banyak yang bekerja menjadi nelayan dan buruh,serta beberapa ada yang berhasil menjadi,Tekonokrat,Biokrat,Mentri atau Pangkat tinggi di dunia militer.
Suku Madura terkenal karena gaya bicaranya yang blak-blakan serta sifatnya yang temperamental dan mudah tersinggung, tetapi mereka juga dikenal hemat, disiplin, dan rajin bekerja. Untuk naik haji, orang Madura sekalipun miskin pasti menyisihkan sedikit penghasilannya untuk simpanan naik haji. Selain itu orang Madura dikenal mempunyai tradisi Islam yang kuat, sekalipun kadang melakukan ritual Pethik Laut atau Rokat Tasse (sama dengan larung sesaji).
Harga diri, juga paling penting dalam kehidupan orang Madura, mereka memiliki sebuah peribahasa lebbi bagus pote tollang, atembang pote mata. Artinya, lebih baik mati (putih tulang) daripada malu (putih mata). Sifat yang seperti ini melahirkan tradisi carok pada masyarakat Madura.

Sabtu, 26 Februari 2011

MASYARAKAT MADURA DI RANTAU

Sumber daya alam yang terpendam di Pulau Madura sebenarnya sangat banyak, mulai dari hasil laut, pertanian, hutan, perkebunan dan perdagangan. Tidak jarang banyak orang Madura yang sukses di daerahnya sendiri dengan memanfaatkan Sumber Daya Alam yang ada.
orang madura 300x224 Orang Madura
Generasi Muda Madura
Dari hasil laut saja, banyak sumber alam yang belum dimanfaatkan oleh masyarakatnya sendiri, seperti udang, kepiting, cumi-cumi, rumput laut, teripang, dll. Mereka lebih memberikan kekayaan alam ini pada taipan dan konglomerat di luar pulau Madura. Sehingga hasil yang diperoleh oleh masyarakat pribumi tidak maksimal. Padahal hasil laut seperti diatas, merupakan hasil laut favorite untuk Negara maju, Jepang contohnya.
Berlatar belakang masalah yang ada di atas, maka tidak jarang masyarakat Madura yang ingin merubah hidupnya dengan mengadu nasib di daerah orang, dengan merantau. Ada yang menjual sate, berdagang besi tua, pedagang asongan, bahkan ada yang merampok dan menjadi preman jalanan. Namun ada pula yang bahkan menjadi Kiyai dan Ulama besar di negeri orang.
Mereka tersebar di seluruh Indonesia, bahkan di luar negeri sekalipun. Di Jakarta,masyarkat Madura banyak yang meraih kesuksesan dengan berdagang besi tua dan berjualan sate. Sehingga tidak jarang banyak masyarkat yang tergiur dengan kesusksesan yang mereka raih di daerah perantauan dengan ikut-ikutan merantau dan mengadu nasih di negeri orang. Walau mereka tidak mempunyai keterampilan dan nalar untuk berbisnis, yang akhirnya kegagalanlah yang mereka raih.
Pertanyaanya, mengapa tidak memanfaatkan sumber daya alam dan kekayaan yang ada di pulau Madura ?
Tentu ini menjadi PR tersendiri bagi mayarakat Madura yang notabene mempunyai jiwa perantau dan ingin meniru kesusksesan yang diraih orang lain. Apalagi, di akhir tahun 2009 ini, jembatan SURAMADU yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Madura akan rampung dan selesai. Sehingga PR itu akan semakin banyak dan lebih sulit lagi, mengingat persaingan yang banyak dan kemauan yang kurang untuk menggali potensi alamnya sendiri.
Untuk itu, sekaranglah  saatnya  untuk Back to Nature, kembali ke alam.

Jumat, 25 Februari 2011

pencak silat madura


Pencak Silat adalah seni beladiri asli Indonesia.
sebuah badaya produk lokal yang memiliki banyak pemahaman didalamnya, bergantung cultur daerahnya masing2.
Kekayaan budaya Indonesia yang demikin beragam tentunya menjadikan makna pencak silat juga beragam, tak jarang selalu identik dengan cultur budaya setempat yang penuh dengan mitos.

Bagaimanakah pencak silat dalam perspektif masyarakat madura?
Pencak dan silat oleh masyarakat madura merupakan dua makna yang berbeda namun stu adanya. Ibarat dua sisi mata uang namun tetap satu adanya. Pencak biasa dimaknai sebagai kembangnya atau seninya atau jurusnya sementara silat dimaknai dengan isi, atau aplikasi atau tekniknya. Karena itu hampir sebagian besar masyarakat madura selalu berbicaraengan kata Pencak ketimbang Silat. hal ini dikarenakan masyarakat di madura masih menganggap seseorang yang sedang berlatih silat atau memperagakan ilmu silat dengan jurus2nya maka itu adalah Pencak” a pencak” yang artinya bermain jurus pencak.

Kultur masyarakat Madura yang dikelilingi oleh lautan hindia belanda dengan kontur alamnya yang terdiri dari sawah, ladang dan tanah batu gamping membentuk kondisi masyarakat madura sangat ulet dan tahan banting. meski dikelilingi lautan,bukan berarti tanah madura tidak kekurangan dengan air, beberapa daerah Madura pada musim kemarau cukup menyiksa kondisi masyarakatnya dalam persediaan air minum maupun kebutuhan air lainnya. karakteristik masyarakt madura yang keras demikian alamnya yang juga keras menjadikan masyarakat madura seolah membutuhkan sebuah senjata handal dalam setiap aktifitasnya. pengertian senjata disini bermakna dua, yakni senjata secara harfiyah yakni senjata seperti pada umumnya (clurit, pisau dan sejenisnya) yang kedua senjata yang mereka sebut “sekep odik” yang artinya sikep/senjata hidup. dalam pengertian yang kedua inilah yang menjadikan masyarakat madura sangat mencintai pencak silat. karena sinjata hidup yang dimaksut mereka adalah senjata yang tidak terlihat dan selalu siaga jika ada bahaya. senjata tersebut adalah jurus2 silat. mereka yakin meski memiliki senjata tajam kalau silatnya kurang mempuni maka mereka masih belum sempurna. senjata tajam bisa di swiping oleh polisi dan senjata hidup yakni silat tak akan pernah kena sweiping. karena itu pencak silat dalam kacamata perspektif masyarakt madura bisa dimaknai secara philosophy yakni, Pencak= sempen jek cak ngocak (pencak=simpan jangan bilang-bilang) atau makna yang lain Pencak= sempen jek potancak (pencak=simpan jangan di lepaskan).

Dengan pandangan meraka sebagai sikep odik maka banyak dari masyarakat madura yang memiliki silat namun disimpan rapat.tak jarang satu tetangga yang lain tak saling tahu kalau salah satu dari tetangga mereka memiliki permainan silat. pencak silat dalam kacamata masyarakat madura adalah satu kebutuhan primer yang wajib dipelajari. bagi masyarakat madura seseorang yang tidak bisa main silat maka seseorang itu ibarat manusia tak berguna.

Masyarakat madura sejak dulu nenek moyangnya dikenal ulet dan suka menjelajah ke tanah sebrang. hal ini hingga kini masih mentradisi dikalangan masyarakat madura. banyak faktor yang membuat mereka rela meninggalkan tanah tumpah darahnya.
salah satunya kondisi alam yang keras dan sulitnya pekerjaan dan kondisi tanah pertanian yang cenderung tandus. watak mereka terus ditempa oleh kondisi alam yang keras tersebut, sehinga banyak dari mereka kemudian menyebrang ke daerah lain dan berkembang ditempat tersebut. Kalau kita lihat hampir disemua daerah di indonesia ini suku madura selalu ada, sebagai perantau dan penjelajah yang ulet, mereka merasa perlu untuk memiliki satu bentuk pertahanan diri yang sangat berguna pada kondisi genting dan hal itu adalah pencak silat.
karena merasa pencak silat adalah kebutuhan primer bagi mereka, tak jarang masyarakat madura selalu menyerbu tempat2 perkumpulan pencak silat yang ada dimana2. keyakinan mereka bahwa silat jauh lebih unggul ketimbang beladiri lainnya menjadikan silat di tanah madura cukup marak dan berkembang meski sebatas didaerah tersebut.

Keagungan pencak silat sudah terpatri didada putra-putri madura,
karena itu jangan heran jika masyarakat madura lebih memilih belajar silat ketimbang beladiri lain.


Dikutip dari facebook Mas Mochamad Amien


Senin, 31 Januari 2011

kamus madira indonesia

Kamus Lengkap BAHASA MADURA Indonesia

Resensi oleh:madkenek
Kalimat pembukanya tertulis:"Bit asma epon Alla se Maa Mora tor Ase". Ternyata setelah hampir 66 tahun mengenal bahasa Madura sebagai bahasa Ibu, saya baru tahu kalau kata "bit" ini berarti "dengan", sedang saya tahunya adalah bi'. Selama ini saya pikir kata bi' berasal dari pengaruh bahasa Arab, dengan adanya kata bit maka kemungkinan pengaruh bahasa Inggris pun bisa saja yaitu dari kata "with".

Memang kamus ini merupakan khazanah yang memuat sebanyak mungkin perbendaharaan kata bahasa Madura,yang secara ideal sangat banyak jumlahnya, seperti diakui penulisnya. Penulisan kamus ini memakai “Ejaan Bahasa Madura Tepat Ucap”(EMTU) yang merujuk pada sebuah makalah yang ditulis oleh Muhammad Irsyad di Bangkalan pada tahun 1988 yaitu, “Melacak Ejaan Bahasa Madura Sesuai Dengan Lisan Ibu”. Ejaan ini kurang lebih sama dengan Ejaan Bahasa Madura Yang Disempurnakan tahun 2004, yang dihasilkan oleh Balai Bahasa Surabaya. Perbedaannya, pada EMTU untuk konsonan /d/dh/t/ yang bertanda titik dibawah huruf, pada ejaan EYD 2004 menjadi tanpa tanda titik, seperti :dada,dhajung,bhate (=dada,dayung,untung).

Para ahli bahasa dan para peneliti bahasa Madura mengambil suatu kesimpulan yang berbeda, antara lain mengatakan bahasa Madura termasuk dalam bahasa Melayu-Polynesia.

Menurut Salzner dalam bukunya Aprachenatlas des Indopazifischen Raumes (Wiesbaden,1960), bahasa Madura serumpun dengan bahasa-bahasa Austronesia , yang termasuk pula bahasa Madagaskar, Formosa,Philipina,Jawa,Nusa Tenggara, Maluku,Kalimantan,Sulawesi,Sunda dan bahasa Melayu di Malaka.

Penutur bahasa Madura merupakan yang terbanyak keempat dari 726 bahasa daerah di Indonesia setelah bahasa Indonesia, Jawa dan Sunda.



Bahasa Madura memiliki beberapa ciri atau keunikan tertentu yang tidak ada pada bahasa-bahasa daerah lainnya termasuk bahasa Indonesia sendiri. Sungguh sangat disayangkan sebagian ahli bahasa Madura maupun orang Madura sendiri tidak pernah mempermasalahkannya.Salah satu keunikannya adanya fonem-fonem Madura yang beraspirat atau pengucapan dengan dihembuskan seperti:bh,dh,gh, dan jh. Dalam hal ini mengapa keunikan bahasa Madura ini justru dihilangkan dalam Ejaan Bahasa Madura Yang Disempurnakan ? Padahal fonem-fonem ini bisa dijadikan sebagai pembeda makna.

Sebagai suatu bahasa, bahasa Madura mempunyai cirri-ciri khas baik dalam bidang fonologi (bunyi bahasa), morfologi (bentuk), maupun sintaksisnya (tata/susunan kata atau kalimat).

Keunikan bahasa Madura anatara lain :

1.-Tidak mengenal kata ganti orang ketiga;

2.-Mempunyai fonem-fonem beraspirat dan tanaspirat

Tanaspirat : baba (=bawah) Aspirat : bhabang (=bawang)

Fonem beraspirat disebut konsonan berra’ antep., sedangkan yang tanaspirat disebut berra’ alos atau ambar gherrungan.

Hanya pada bahasa Madura saja yang mempunyai fonem beraspirat.

3.-Mempunyai fungsi morfem “Tang” atau “Sang”

Bahasa Madura “asli” yang belum terpengaruh bahasa lain,sebagai penanda milik (possessive pronoun) orang pertama dalam tingkat bahasa umum “enja’-iya”, dipakai istilah “tang” atau “sang”.

Contoh: tang buku (=buku saya) bukan : bukuna sengko’.

4.- Mempunyai fungsi morfem (--a).

Untuk menyatakan kata kerja bentuk future “akan”, menggunakan sufiks (--a)

Contoh: Sengko’ abinea (=saya akan beristri); Sengko’ burua (=saya akan lari)

5.-Mempunyai fungsi prefiks (e--).

Kalimat pasif bahasa Madura mudah diketahui dengan dipakainya prefiks (e-) pada kata kerjanya, baik pelakunya orang pertama, kedua atupun ketiga.

Contoh: Areya se ekaterroe bi’ sengko’ (= Ini yang diinginkan saya).



Berbicara tentang ejaan bahasa Madura, berbagai tanggapan muncul dikalangan ahli bahasa Madura ataupun dari sekelompok orang yang hanya bisa memaksakan kehendaknya sedang pengetahuan tentang bahasa Maduranya miskin sekali.Quo vadis, ejaan Madura?Ada yang berpendapat kalau kita memakai tambahan symbol bunyi, seperti titik bawah,huruf a bersinkop dan aksen miring ke kiri, tambahan huruf h,dll, itu berarti tidak hemat. Beberapa pendapat lainnya juga dipaparkan dalam buku kamus ini, namun menurut pendapat beberapa pakar bahasa Madura dan pendapat penulis buku kamus ini, ejaan hasil sarasehan 1976 , yang menghasilkan suatu ejaan yang dinamakan "Ejaan Bahasa Madura Yang Disempurnakan",tidak mewakili lidah Madura. Sampai sekarang ejaan ini dipakai dipakai dalam buku-buku pelajaran bahasa Madura di seluruh Madura, namun tidak mendapat pengesahan dari pihak yang berwenang sebagai ejaan yang akan dibakukan. Ejaan ini rupa-rupanya bertaklid begitu saja pada "Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan".Idealnya, bahasa Madura diwakili huruf-huruf yang mendukung semua lafad Madura. Jangan sampai seperti mempelajari bahasa Inggris selain arti kata-kata,masih memikirkan apa dan bagaimana lafad sebuah kata yang tulisan dan bacaannya jauh berbeda.Tambahan symbol bunyi pada bahasa Madura sangat diperlukan, seperti halnya bahasa Perancis, demi tepatnya ucapan. Untuk itu, Ejaan Madura Tepat Ucap (EMTU) menyajikan beberapa “Lambang Bunyi” dan mengfungsikan fonem beraspirat yang berfungsi sebagai pembeda makna (fonemik).Ini merupakan bentuk-bentuk linguistic yang dapat dikatakan “unik” di dalam hal kebahasaan.

Kemudian pada tahun 2004 muncul Ejaan Bahasa Madura yang disempurnakan yang merupakan tindak lanjut hasil lokakarya Ejaan Bahasa Madura oleh Balai Bahasa Surabaya pada tahun 2002. Ejaan ini hampir sama dengan ejaan EMTU yang digagas pada tahun 1988. Dari hasil penyelarasan dalam lokakarya tersebut, disusun buku “Pedoman Umum Ejaan Bahasa Madura Yang Disempurnakan”.

Ejaan bahasa Madura tahun 2004 sudah disusun dengan pendekatan-pendekatan kaidah dan memperhatikan jati diri etnis Madura. Dalam sosialisasinya, ejaan ini meski masih mendapatkan pertentangan dari beberapa kelompok yang masih keberatan, namun telah mendapat tanggapan positif dari para praktisi dan pemerhati bahasa Madura dan bahan-bahan pelajaran SD/SLTP telah memakai ejaan bahasa Madura 2004 ini.

Semoga dengan adanya edisi Kamus Lengkap Bahasa Madura Indonesia “Dengan Ejaan Bahasa Madura Tepat Ucap” ini bisa lebih meningkatkan perhatian terhadap keberadaan dan pelestarian bahasa Madura secara khusus.

Kamus Lengkap BAHASA MADURA Indonesia Originally published in Shvoong: http://id.shvoong.com/books/dictionary/1986712-kamus-lengkap-bahasa-madura-indonesia/

Minggu, 30 Januari 2011

kamus madura indonesia

BannerAde2 Pictures, Images and Photos
Di postingan kali ini saya membahas tentang kebiasaan orang madura dalam menyebutkan nama seseorang yang keseringannya di plesetkan, saya ambil contoh dari lirik lagu yang berjudul reng madhureh
di lagu ini menceritakan tentang kebanyakan orang madura dalam menyebut nama seseorang diplesetkan.
Biar tidak penasaran langsung liat videonya saja.







dan Di bawah ini adalah lirik lagunya



Reng madhureh kabennyaan lakar ken gheoghe,
nyamah teng-ghenteng bi' reng madhureh e beobe,
nyamah ghus-bheghus ca' 'arab ngalak derih qur'an bi' reng madhureh e pasalbut e pasalsalan,



abdur rohman

rahman

mon sulaiman

suliman

abdush shomad

samad

asli ahmad

asmad




mon ikhlaseh nolongi tatangghe lakar tak mennang ka reng madhureh
makeh tjeu taretan e sareh
urusen tengka paleung ngasteteh
ken sayang bahasanah reng madhureh nyamanah biluk tak etemmuh koncok phungkanah,



abdul hakim

thul hakeum

abdurohim

thuraheum

masya Allah

masa alla

asytahgfirulloh

pora alla




oreng madhureh tak dhik manyala ken mon e salaeh inna lilla.....,
urusen todus begi ke'lake' tarunah nyabeh asandeng arek
ken sayang bahasanah reng madhureh nyamanah biluk tak etemmuh koncok phungkanah,





ahmad yusuf

jusup

abdur ro uf

ra' up

ahmad mohdor

musther

abdul qoher

thulkaher

abdul rosyid

rasit

ngocak masjid

mahjid

ahmad ayyub

yoyon

munkar-nakir

benakeuron

mon rofi'ih

raphi'ih

mon syafi'ih

phi'ih

latifulloh

lutfillah

mon abdulloh

thethih dulla







dan kepada pembaca saya
mohon ma'af sebesar-besarnya
apa bila tulisan saya kurang
dapat di mengerti atau terkesan
meng-gurui sekali lagi saya
mohon ma'af.
ada baiknya
sobat memperbaiki atau
mengkritik dengan
berkomentar.

Kamis, 27 Januari 2011

Sms romantis

Jka Kau ingn mLpazkn aku inGtlh pd s4't akU ingn mndpatKn Mu.

Sa't kAu mLai tdk mnYyngi aku ingtLh pd s4't prtma akU jtuh Cinta pd mU.

SaAt kaU mlai bOzan pd akU,ingtLh pd sa't2 triNdh brsm mU.

SaAt Kau ingn mninggLkn akU,byangknLh jka sAndaix Aku sll sEtia pdMu.

S4't kAu ingn mmbhOngiaku,ingtLh pd s4't aku jujUr pdMu.



Mka EngKau akn mrsaKn pAhit mAnisNya sErta mkna mnyYngi akU dNgn pnuh k ikhLazn bk4n dngn pngKhiantAn...